Kamis, 14 Mei 2009

Boediono Cawapres SBY ?

Entah berapa lama koalisi yang diadakan oleh partai-partai besar kini jarang lagi terlihat keseseruannya. Apa mungkin ini dikarenakan capres dan cawapres dari partai yang ingin maju tidak dapat terpenuhi ?

Contohnya saja dari partai-partai seperti PKS,PAN,PPP,PKB yang ingin menyalurkan seorang wakilnya dari partai masing-masing untuk mencalonkan sabagai cawapres dari SBY. Dikarenakan beberapa hal akhirnya Partai Demokrat pun tidak memilih diantara calon cawapres dari partai-partai tersebut. Terdengar kabar malah Presiden SBY memilih sebagai pendampingnya nanti malah akan berdampingan dengan Boediono(Gubernur Bank Indonesia) yang pernah menjabat Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia pada kabinet Indonesia bersatu.

SBY dan Boediono sepertinya akan didieklarasikan Jumat,15 Mei 2009 di Bandung. Pilihan ini juga yang membuat agar terhindar dari konflik parpol. Begitupun saya mendapat informesi dari kompas tentang 10 alasan SBY memilih Boediono sabagai pendampingnya sabagai berikut :


  1. SBY ingin cawapresnya “patuh”, ’setia’ dan tidak dominan secara politik.
  2. SBY membutuhkan cawapres yang ahli dalam bidang ekonomi.
  3. SBY tidak menginginkan wakilnya adalah sosok yang memiliki pengaruh ketokohan dan politik yang besar atau berpotensi membesar.
  4. SBY memilih Boediono karena Boediono adalah ekonom liberal-kapitalis yang handal dan dihormati terutama negara-negara neoliberalis kapitalis seperti Amerika Cs.
  5. SBY memilih Boediono merupakan suatu langkah untuk mengokohkan Sistem Presidensil Utuh.
  6. SBY berhak penuh memilih siapa pendampingnya (Boediono) dan tidak perlu bermusyawarah pada 4 Partai untuk memutuskan siapa Cawapresnya.
  7. SBY memilih Boediono merupakan langkah strategis SBY untuk menjaga kepentingan Partai Demokrat di masa mendatang yakni periode 2014.
  8. SBY memilih Boediono berarti membuka peluang besar koalisi Demokrat-PDIP
  9. SBY memilih Boediono dengan harapan memberi nilai “tengah” kepada 4 partai dan 3 usulan cawapres
  10. SBY tidak memilih salah satu dari 3 kader partai yang diantaranya:
  • Hidayat Nur Wahid (HNW): dikenal tokoh yang terlalu “hijau” dan kurang kapabel dalam ekonomi yang menjadi fondasi dasar pemerintahan. Disisi lain, banyak potensi negatif yang akan dituju HNW seperti beberapa rumor yang telah beredar beberapa waktu silam.
  • Hatta Radjasa (HR) : HR memiliki “cacat” tatkala terjadi banyak kecelakan ketika menjadi Menhub. Disisi lain, memilih HR berarti mengikuti “instruksi” Amien Rais yang notabene bahwa SBY setuju dan menerima kebijakan pro-rakyat, suatu kebijakan yang berhaluan dengan SBY yang lebih pro-kapitalis. Meskipun HR adalah “speaker”-nya SBY.
  • Muhaimin Iskandar (MI) : MI adalah Ketum PKB yang notabene tidak begitu dihendaki SBY mengingat Wapres dari ketua partai akan berpengaruh pada kinerja kabinet (bisa pecah). Disisi lain, SBY pun menimbang, apakah MI tidak berpotensi “tidak menghormati SBY”, karena MI pernah dan sedang bersiteru dengan “tuannya” Gus Dur, meskipun Cak Imin dekat dengan SBY.

2 komentar:

Unknown 14 Mei 2009 pukul 11.27  

Banyak yg g setuju tuh, terutama yg pingin jd Cawapresnya SBY, hehehe

idotkontji 15 Mei 2009 pukul 01.44  

wah pengamat politik sekarang ya... sapa saja deh yang jadi Cawapres-nya sing penting bisa mengemban amanat rakyat saja... amin..

success 4 u ayang...